Kebudayaan dan peradaban adalah dua
kata yang sampai sekarang masih menjadi perdebadatan dikalangan ahli. Pendapat
pertama menyatakan bahwa tidak ada perbedaan dalam penggunaan istilah
“kebudayaan” dan “peradaban”. Sementara itu pendapat kedua menyatakan bahwa ada
perbedaan terminologis antara “kebudayaan” dan “peradaban”. Tulisan ini secara
ringkas mencoba untuk memberikan sedikit bahan untuk menjelaskan pandangan yang
kedua tentang “kebudayaan” dan “peradaban” sebagai istilah yang memiliki
perbedaan secara terminologis.
Ada beberapa ahli yang memberikan
titik tekan berada untuk menjelaskan konsep tentang kebudayaan dan peradaban.
Ahli-ahli tersebut antara lain Albion Small, Alfred Weber, dan Spengler. Bagi
Albion Small peradaban adalah kemampuan manusia dalam mengendalikan dorongan
dasar kemanusiaannya untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sementara itu,
kebudayaan mengacu pada kemampuan manusia dalam mengendalikan alam melalui ilmu
pengetahuan dan teknologi. Menurut Small, peradaban berhubungan dengan suatu
perbaikan yang bersifat kualitatif dan menyangkut kondisi batin manusia,
sedangkan kebudayaan mengacu pada sesuatu yang bersifat material, faktual,
relevan, dan konkret.
Namun demikian, berbeda dengan
pandangan Small, Alfred Weber justru memberikan pendapat yang berbeda. Menurut
Alfred Weber, peradaban mengacu pada pengetahuan praktis dan intelektual, serta
sekumpulan cara yang bersifat teknis yang digunakan untuk mengendalikan alam.
Sedangkan kebudayaan terdiri atas serangkaian nilai, prinsip normatif, dan ide
yang bersifat unik. Aspek Peradaban lebih bersifat kumulatif dan lebih siap
untuk disebar, lebih rentan terhadap penilaian dan lebih berkembang dari aspek
kebuyaan. Peradaban bersifat impersonal danojektif, sedangkan kebudayaan lebih
bersifat personal, subjektif, dan unik.
Selain pandangan Small dan Weber
yang cenderung bersifat pada pemilihan istilah, ada pandangan yang lebih khas
dikemukakan oleh Spengler. Menurut pendapat saya, pendapat Spengler lebih mudah
dimengerti dan dipahami. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Theodorson yang
menjelaskan keterkaitan antara peradaban dan kebudayaan. Peradaban adalah
kebudayaan yang telah mencapai taraf tinggi atau kompleks. Spengler menyatakan
bahwa peradaban adalah tingkat kebuayaan ketika telah mencapai taraf tinggi dan
kompleks. Lebih lanjut lagi Spengler menyatakan bahwa peradaban adalah tingkat
kebudayaan ketika tidak lagi memiliki aspek produktif, beku dan mengkristal.
Sedangkan kebudayaan mengacu pada sesuatu yang hidup dan kreatif. Kebudayaan
adalah sebagai sesuatu yang “sedang menjadi” (it becomes), sedangkan peradaban
adalah sebagai sesuatu yang “sudah selesai” (it has been). Contoh dari
peradaban adalah bangunan-bangunan monumental seperti Candi Borobudur,
Piramida, Tembok Besar Cina, serta berbagai hal monumental lain. Sementara itu
contoh dari kebuyaan antara lain makanan dan minuman, pakaian, dan berbagai hal
yang masih memiliki kecenderungan untuk terus berkembang.
KEBUDAYAAN NASIONAL
Budaya
nasional adalah karya agung berupa tulisan maupun lisan benda maupun non benda
yang menjadi identitas suatu bangsa. Budaya nasional sebetulnya budaya lokal
yang sudah diterima dan diakui oleh masyarakat, sifatnya universal, cocok
dengan suasana batin masyarakat. Tapi ada juga budaya lokal yang dipaksain oleh
kelompok tertentu sebagai budaya nasional. Padahal begitu ditampilkan banyak
yang tidak suka. Tapi toleransi masyarakat Indonesia cukup tinggi,kalau ada
suatu budaya lokal yang tampil, paling-paling diem saja, karena tidak mau
menyinggung perasaan orang lain.
Sebaiknya perlu penelitian dan
kriteria yang fair agar suatu budaya itu baru diakui sebagai budaya nasional.
Karena terkadang orang dengan mudah mengatakan misalnya “...kita saksikan
persembahan tarian ..... yang merupakan salah satu aset budaya nasional kita”.
Banyak budaya telah diakui menjadi budaya nasional, namun dalam perjalanannya
ditinggalkan, dibiarkan begitu saja. Sehingga yang tampil hanya budaya menurut
selera seseorang atau kelompok tertentu saja.
Kebudayaan bangsa, ialah
kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak di
daerah-daerah diseluruh Indonesia, sedangkan kebudayaan nasional sendiri
dipahami sebagai kebudayaan bangsa yang sudah berada pasa posisi yang memiliki
makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan nasional terdapat unsur
pemersatu dari Bangsa Indonesia yang sudah sadar dan mengalami persebaran
secara nasional. Didalamnya terdapat unsur kebudayaan bangsa dan unsur
kebudayaan asing, serta unsur kreasi baru atau hasil invensi nasional.
DAMPAK
MASUKNYA BUDAYA ASING KE INDONESIA
Masuknya budaya asing ke indonesia
disebabkan salah satunya karena adanya krisis globalisasi yang meracuni
Indonesia. Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat dan menyangkut berbagai
bidang kehidupan. Tentu saja pengaruh tersebut akan menghasilkan dampak yang
sangat luas pada sistem kebudayaan masyarakat. Begitu cepatnya pengaruh budaya
asing tersebut menyebabkan terjadinya goncangan budaya (culture shock), yaitu
suatu keadaan dimana masyarakat tidak mampu menahan berbagai pengaruh
kebudayaan yang datang dari luar sehingga terjadi ketidak seimbangan dalam
kehidupan masyarakat yang bersangkutan.
Adanya penyerapan unsur budaya luar
yang dilakukan secara cepat dan tidak melalui suatu proses internalisasi yang
mendalam dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan antara wujud yang ditampilkan
dan nilai-nilai yang menjadi landasannya atau yang biasa disebut ketimpangan
budaya.
Teknologi yang berkembang pada era
globalisasi ini mempengaruhi karakter sosial dan budaya dari lingkungan sosial.
Menurut Soerjono Soekanto (1990) masuknya budaya asing ke Indonesia mempunyai
pengaruh yang sangat peka serta memiliki dampak positif dan negatif.
1.
Dampak Positif
Modernisasi
yang terjadi di Indonesia yaitu pembangunan yang terus berkembang di Indonesia
dapat merubah perekonomian Indonesia dan mencapai tatanan kehidupan bermasyarakat
yang adil, maju, dan makmur. Hal tersebut diharapkan akan mewujudkan kehidupan
masyarakat yang sejahtera baik batin, jasmani dan rohani.
2.
Dampak Negatif
Budaya
yang masuk ke Indonesia seperti cara berpakaian, etika, pergaulan dan yang
lainnya sering menimbulkan berbagai masalah sosial diantaranya : kesenjangan
sosial ekonomi, kerusakan lingkungan, kriminalitas, dan kenakalan remaja.
a. Kesenjangan
Sosial Ekonomi
Kesenjangan sosial
ekonomi adalah suatu keadaan yang tidak seimbang dibidang sosial dan ekonomi
dalah kehidupan masyarakat. Artinya ada jurang pemisah yang lebar antara si
kaya dan si miskin, akibat tidak meratanya pembangunan. Apabila jurang pemisah ini
tidak segera ditanggulangi dan menimbulkan kecemburuan masyarakat sosial yang
dapat menyababkan keresahan dalam masyarakat. Kesenjangan sosial itu sendiri
akan mengakibatkan hal-hal berikut ini:
·
Lahirnya
kelompok-kelompok sosial tertentu seperti adanya pengamen yang banyak
berkeliaran dijalanan yang menyebabkan masyarakat terganggu dan keberadaan
pengamen tersebut seringmenimbulkan masalah yang dapat meresahkan masyarakat
sekitar disamping itu jga terdapat kelompok penganguran yang semakin hari
semakin meningkat jumlahnya dan jika tidak ditanggulangi secara cepat maka akan
menimbulkan kasus atau kriminalitas.
b. Kerusakan
Lingkungan Hidup
Pencemaran yang terjadi
dilingkungan masyarakat menimbulkan dampak sebagai berikut:
·
Polusi udara,
menyebabkan sesak nafas, mata pedih, dan pandangan mata kabur.
·
Polusi tanah,
menyebabkan lahan pertanian menjadi rusak.
·
Polusi air, menyebabkan
air tidak bersih dan tidak sehat isi.
c. Masalah
Kriminalitas
Kriminalitas adalah
perbuatan yang melanggar hukum atau hal-hal yang bersifat kejahatan, seperti
korupsi, pencurian, perkelahian, pembunuhan, pemerkosaan, dan lainnya. Dalam
kriminologi kejahatan disebabkan karena adanya kondisi dan proses-proses sosial
yang sama yang menghasilkan perilaku sosial lainnya. Artinya, terdapat hubungan
antara variasi angka kejahatan dan variasi organisasi-organisasi sosial dimana
kejahatan tersebut terjadi sebagaimana dikatakan E.H. Sutherland ( dalam
Soejono Soekamto, 1990: 367 ) kriminalitas (perilaku jahat) merupakan proses
asosiasi diferensial, karena apa yang dipelajari dalam proses tersebut sebagai
akibat interaksi dalam pola dan perilaku yang jahat.
d. Kenakalan
Remaja
Kenakalan remaja adalah
penyimpangan perilaku yang dilakukan generasi muda (sekelompok remaja).
Misalnya tawuran, perusakan barang milik masyarakat, penyimpangan seksual, dan
penyalahgunaan narkotika serta obat-obatan terlarang. Kenakalan remaja dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor eksternal dan internal.
1. Faktor
internal yaitu faktor yang berasal dari remaja atau keadaan pribadi remaja itu
sendiri. Misalya, pembawa sikap negatif dan suka dikendalikan yang juga
mengarah pada perbuatan nakal. Selain itu, kenakalan remaja dapat disebabkan
karena adanya pemenuhan kebutuhan pokok yang tidak seimbang dengan keinginan
remaja sehingga menimbulkan konflik pada dirinya dan kurang mampunya si remaja
itu menyesuaikan diri dengan lingkungan.
2. Faktor
eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri remaja itu artinya, berasal dari
lingkungan hidup remaja tersebut. Misalnya kehidupan keluarga, pendidikan
disekolah, pergaulan, dan media massa. Seseorang yang hidup dalam keluarga yang
tidak harmonis cenderung akan mempunyai perilaku yang kurang baik dan
menyimpang dari norma dan nilai yang berada pada masyarakat. Misalnya seorang
anak yang sering melihat orang tuanya bertengkar dapat melarikan diri pada
obat-obatan karena ia tidak tahan melihat pertengkaran orang tuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar