Minggu, 09 Juni 2013

Perbedaan Kebudayaan



PERBEDAAN KEBUDAYAAN DAN PERADABAN MENURUT PARA AHLI

            Kebudayaan dan peradaban adalah dua kata yang sampai sekarang masih menjadi perdebadatan dikalangan ahli. Pendapat pertama menyatakan bahwa tidak ada perbedaan dalam penggunaan istilah “kebudayaan” dan “peradaban”. Sementara itu pendapat kedua menyatakan bahwa ada perbedaan terminologis antara “kebudayaan” dan “peradaban”. Tulisan ini secara ringkas mencoba untuk memberikan sedikit bahan untuk menjelaskan pandangan yang kedua tentang “kebudayaan” dan “peradaban” sebagai istilah yang memiliki perbedaan secara terminologis.
            Ada beberapa ahli yang memberikan titik tekan berada untuk menjelaskan konsep tentang kebudayaan dan peradaban. Ahli-ahli tersebut antara lain Albion Small, Alfred Weber, dan Spengler. Bagi Albion Small peradaban adalah kemampuan manusia dalam mengendalikan dorongan dasar kemanusiaannya untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sementara itu, kebudayaan mengacu pada kemampuan manusia dalam mengendalikan alam melalui ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Small, peradaban berhubungan dengan suatu perbaikan yang bersifat kualitatif dan menyangkut kondisi batin manusia, sedangkan kebudayaan mengacu pada sesuatu yang bersifat material, faktual, relevan, dan konkret.
            Namun demikian, berbeda dengan pandangan Small, Alfred Weber justru memberikan pendapat yang berbeda. Menurut Alfred Weber, peradaban mengacu pada pengetahuan praktis dan intelektual, serta sekumpulan cara yang bersifat teknis yang digunakan untuk mengendalikan alam. Sedangkan kebudayaan terdiri atas serangkaian nilai, prinsip normatif, dan ide yang bersifat unik. Aspek Peradaban lebih bersifat kumulatif dan lebih siap untuk disebar, lebih rentan terhadap penilaian dan lebih berkembang dari aspek kebuyaan. Peradaban bersifat impersonal danojektif, sedangkan kebudayaan lebih bersifat personal, subjektif, dan unik.
            Selain pandangan Small dan Weber yang cenderung bersifat pada pemilihan istilah, ada pandangan yang lebih khas dikemukakan oleh Spengler. Menurut pendapat saya, pendapat Spengler lebih mudah dimengerti dan dipahami. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Theodorson yang menjelaskan keterkaitan antara peradaban dan kebudayaan. Peradaban adalah kebudayaan yang telah mencapai taraf tinggi atau kompleks. Spengler menyatakan bahwa peradaban adalah tingkat kebuayaan ketika telah mencapai taraf tinggi dan kompleks. Lebih lanjut lagi Spengler menyatakan bahwa peradaban adalah tingkat kebudayaan ketika tidak lagi memiliki aspek produktif, beku dan mengkristal. Sedangkan kebudayaan mengacu pada sesuatu yang hidup dan kreatif. Kebudayaan adalah sebagai sesuatu yang “sedang menjadi” (it becomes), sedangkan peradaban adalah sebagai sesuatu yang “sudah selesai” (it has been). Contoh dari peradaban adalah bangunan-bangunan monumental seperti Candi Borobudur, Piramida, Tembok Besar Cina, serta berbagai hal monumental lain. Sementara itu contoh dari kebuyaan antara lain makanan dan minuman, pakaian, dan berbagai hal yang masih memiliki kecenderungan untuk terus berkembang.


KEBUDAYAAN NASIONAL
            Budaya nasional adalah karya agung berupa tulisan maupun lisan benda maupun non benda yang menjadi identitas suatu bangsa. Budaya nasional sebetulnya budaya lokal yang sudah diterima dan diakui oleh masyarakat, sifatnya universal, cocok dengan suasana batin masyarakat. Tapi ada juga budaya lokal yang dipaksain oleh kelompok tertentu sebagai budaya nasional. Padahal begitu ditampilkan banyak yang tidak suka. Tapi toleransi masyarakat Indonesia cukup tinggi,kalau ada suatu budaya lokal yang tampil, paling-paling diem saja, karena tidak mau menyinggung perasaan orang lain.
            Sebaiknya perlu penelitian dan kriteria yang fair agar suatu budaya itu baru diakui sebagai budaya nasional. Karena terkadang orang dengan mudah mengatakan misalnya “...kita saksikan persembahan tarian ..... yang merupakan salah satu aset budaya nasional kita”. Banyak budaya telah diakui menjadi budaya nasional, namun dalam perjalanannya ditinggalkan, dibiarkan begitu saja. Sehingga yang tampil hanya budaya menurut selera seseorang atau kelompok tertentu saja.
            Kebudayaan bangsa, ialah kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak di daerah-daerah diseluruh Indonesia, sedangkan kebudayaan nasional sendiri dipahami sebagai kebudayaan bangsa yang sudah berada pasa posisi yang memiliki makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan nasional terdapat unsur pemersatu dari Bangsa Indonesia yang sudah sadar dan mengalami persebaran secara nasional. Didalamnya terdapat unsur kebudayaan bangsa dan unsur kebudayaan asing, serta unsur kreasi baru atau hasil invensi nasional.

DAMPAK MASUKNYA BUDAYA ASING KE INDONESIA
            Masuknya budaya asing ke indonesia disebabkan salah satunya karena adanya krisis globalisasi yang meracuni Indonesia. Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat dan menyangkut berbagai bidang kehidupan. Tentu saja pengaruh tersebut akan menghasilkan dampak yang sangat luas pada sistem kebudayaan masyarakat. Begitu cepatnya pengaruh budaya asing tersebut menyebabkan terjadinya goncangan budaya (culture shock), yaitu suatu keadaan dimana masyarakat tidak mampu menahan berbagai pengaruh kebudayaan yang datang dari luar sehingga terjadi ketidak seimbangan dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan.
            Adanya penyerapan unsur budaya luar yang dilakukan secara cepat dan tidak melalui suatu proses internalisasi yang mendalam dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan antara wujud yang ditampilkan dan nilai-nilai yang menjadi landasannya atau yang biasa disebut ketimpangan budaya.
            Teknologi yang berkembang pada era globalisasi ini mempengaruhi karakter sosial dan budaya dari lingkungan sosial. Menurut Soerjono Soekanto (1990) masuknya budaya asing ke Indonesia mempunyai pengaruh yang sangat peka serta memiliki dampak positif dan negatif.

1.      Dampak Positif
Modernisasi yang terjadi di Indonesia yaitu pembangunan yang terus berkembang di Indonesia dapat merubah perekonomian Indonesia dan mencapai tatanan kehidupan bermasyarakat yang adil, maju, dan makmur. Hal tersebut diharapkan akan mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera baik batin, jasmani dan rohani.

2.      Dampak Negatif
Budaya yang masuk ke Indonesia seperti cara berpakaian, etika, pergaulan dan yang lainnya sering menimbulkan berbagai masalah sosial diantaranya : kesenjangan sosial ekonomi, kerusakan lingkungan, kriminalitas, dan kenakalan remaja.

a.       Kesenjangan Sosial Ekonomi
Kesenjangan sosial ekonomi adalah suatu keadaan yang tidak seimbang dibidang sosial dan ekonomi dalah kehidupan masyarakat. Artinya ada jurang pemisah yang lebar antara si kaya dan si miskin, akibat tidak meratanya pembangunan. Apabila jurang pemisah ini tidak segera ditanggulangi dan menimbulkan kecemburuan masyarakat sosial yang dapat menyababkan keresahan dalam masyarakat. Kesenjangan sosial itu sendiri akan mengakibatkan hal-hal berikut ini:
·         Lahirnya kelompok-kelompok sosial tertentu seperti adanya pengamen yang banyak berkeliaran dijalanan yang menyebabkan masyarakat terganggu dan keberadaan pengamen tersebut seringmenimbulkan masalah yang dapat meresahkan masyarakat sekitar disamping itu jga terdapat kelompok penganguran yang semakin hari semakin meningkat jumlahnya dan jika tidak ditanggulangi secara cepat maka akan menimbulkan kasus atau kriminalitas.

b.      Kerusakan Lingkungan Hidup
Pencemaran yang terjadi dilingkungan masyarakat menimbulkan dampak sebagai berikut:
·         Polusi udara, menyebabkan sesak nafas, mata pedih, dan pandangan mata kabur.
·         Polusi tanah, menyebabkan lahan pertanian menjadi rusak.
·         Polusi air, menyebabkan air tidak bersih dan tidak sehat isi.

c.       Masalah Kriminalitas
Kriminalitas adalah perbuatan yang melanggar hukum atau hal-hal yang bersifat kejahatan, seperti korupsi, pencurian, perkelahian, pembunuhan, pemerkosaan, dan lainnya. Dalam kriminologi kejahatan disebabkan karena adanya kondisi dan proses-proses sosial yang sama yang menghasilkan perilaku sosial lainnya. Artinya, terdapat hubungan antara variasi angka kejahatan dan variasi organisasi-organisasi sosial dimana kejahatan tersebut terjadi sebagaimana dikatakan E.H. Sutherland ( dalam Soejono Soekamto, 1990: 367 ) kriminalitas (perilaku jahat) merupakan proses asosiasi diferensial, karena apa yang dipelajari dalam proses tersebut sebagai akibat interaksi dalam pola dan perilaku yang jahat.

d.      Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja adalah penyimpangan perilaku yang dilakukan generasi muda (sekelompok remaja). Misalnya tawuran, perusakan barang milik masyarakat, penyimpangan seksual, dan penyalahgunaan narkotika serta obat-obatan terlarang. Kenakalan remaja dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor eksternal dan internal.
1.      Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari remaja atau keadaan pribadi remaja itu sendiri. Misalya, pembawa sikap negatif dan suka dikendalikan yang juga mengarah pada perbuatan nakal. Selain itu, kenakalan remaja dapat disebabkan karena adanya pemenuhan kebutuhan pokok yang tidak seimbang dengan keinginan remaja sehingga menimbulkan konflik pada dirinya dan kurang mampunya si remaja itu menyesuaikan diri dengan lingkungan.
2.      Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri remaja itu artinya, berasal dari lingkungan hidup remaja tersebut. Misalnya kehidupan keluarga, pendidikan disekolah, pergaulan, dan media massa. Seseorang yang hidup dalam keluarga yang tidak harmonis cenderung akan mempunyai perilaku yang kurang baik dan menyimpang dari norma dan nilai yang berada pada masyarakat. Misalnya seorang anak yang sering melihat orang tuanya bertengkar dapat melarikan diri pada obat-obatan karena ia tidak tahan melihat pertengkaran orang tuanya.

Sumber : http://media-tikar.blogspot.com/2012/05/pengaruh-positif-dan-negatif-badaya.html

Sabtu, 13 April 2013

Makalah IBD



MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR DENGAN TEMA ILMU SOSIAL DASAR (ISD) SEBAGAI MATA KULIAH DASAR UMUM (MKDU)

Bab 1. Ilmu Sosial Dasar
  1. Sekilas Tentang Ilmu Sosial Dasar
 Ilmu sosial dasar adalah pengetahuaan yang menelaah masalah-masalah sosial, yang diwujudkan oleh masyarakat dengan menggunakan pengertian dari berbagai bidang ilmu-ilmu sosial contohnya sejarah, ekonomi, geografi sosial, sosiologi, antropologi, psiklogi social. 
TUJUAN ISD untuk PEMBINAAN MAHASISWA
1. memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan sosial dan masalah-masalah s.osial yang ada di masyarakat.
2. peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usaha menanggulanginya.
3. menyadari bahwa setiap masalah social yang timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya dapat mendekatinya mempelajarinya secara kritis-interdisipliner.
4. memahami jalan pikiran para ahli dari bidang ilmu pengetahuan lain dan dapat berkomunikasi dengan mereka dalam rangka penanggulangan masalah sosial yang timbul dalam masyarakat. 
  1. Kemampuan personal/ kemampuan kepribadian
Dengan kemampuan ini tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga menunjukkan sikap dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, mengenal dan memahami nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan, kenegaraan/ pancasila serta memiliki pandangan luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi masyarakat Indonesia.
  1. Kemampuan Akedmik
Adalah kemampuan untk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tertulis, menguasai peralatan analisa, mampu berpikir logis, kritis, sistematis, dan analitis. Memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi serta mampu menawarkan alternatif pemecahannya.
  1. Kemampuan Profesional
Adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Tenaga ahli diharapkan memliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.


Bab 2. Ilmu Sosial Dasar Sebagai Mata Kuliah dasar Umum (MKDU)
  1. Pengertian Imu Sosial Dasar (ISD)
 Ilmu sosial dasar adalah pengetahuan yang menelaah masalah-masalah sosial, khususnya yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia dengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu social seperti : sejarah,ekonomi, geografi, sosial, sosiologi, antropologi, psikologi sosial.\
  1. Tujuan Ilmu Sosial Dasar (ISD)
Sebagai salah satu dari mata kuliah dasar umum. Ilmu Sosial Dasar mempunyai tujuan pembinaan mahasiswa agar :
 Untuk memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan sosial dan masalah-masalah sosial yang ada di dalam masyarakat.
Untuk  peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usaha menanggulanginya.
Untuk  menyadari setiap masalah sosial yang timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya mendekatinya mempelajarinya secara kritis dan interdisipliner.
Untuk memahami jalan pikiran para ahli dalam bidang ilmu pengetahuan lain dan dapat berkomunikasi dengan mereka dalam rangka penanggulangan masalah sosial yang timbul dalam masyarakat.

  1. Ilmu Sosial Dasar Sebagai Komponen MKDU
 Dari ketiga kemapuan yang duharapkan dimiliki oleh mahasiswa sebagai calon tenaga ahli, kemampuan personal ditanamkan kepada mahasiswa melalui mata kuliah dasar umum atau MKDU. MKDU berusaha untuk memperluas cakrawala perhatian dan pengetahuan para mahasiswa sehingga tidak terbatas pada bidang keahlian atau golongan asal masing-masing, tetapi juga membantu mahasiswa menemukan diri sendiri dan menempatkan diri dari perkembangan masyarakat dan kebudayaan yang sedang berlangsung. MKDU terdiri dari 6 matakuliah yaitu:
1.      Agama
2.      Pancasila
3.      Kewiraan
4.      Ilmu alamiah dasar / IAD
5.      Ilmu sosial dasar/ ISD
6.      Ilmu budaya dasar/ IBD

Tujuan Mata Kuliah Dasar Umum adalah :
  1. Sebagai usaha membantu perkembangan kepribadian mahasiswa agar mampu berperan sebagai anggota masyarakat, bangsa, serta agama.
  2. Untuk menumbuhkan kepekaan mahasiswa terhadap masalah-masalah dan kenyataan sosial yang timbul dalam masyarakat.
  3. Memberi pengetahuan dasar kepada mahasiswa agar mereka mampu berpikir secara interdisipliner/ antar ilmu pengetahuan, sehingga memudahkan mereka berkomunikasi.


Ilmu sosial dasar sebagai bagian dari mata kuliah dasar umum mempunyai tema pokok perkuliahan yaitu hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungannya.

Tujuan ilmu sosial dasar adalah:
1. memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan sosial dan masalah-masalah s.osial yang ada di masyarakat.
2. peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usaha menanggulanginya.
3. menyadari bahwa setiap masalah social yang timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya dapat mendekatinya mempelajarinya secara kritis-interdisipliner.
4. memahami jalan pikiran para ahli dari bidang ilmu pengetahuan lain dan dapat berkomunikasi dengan mereka dalam rangka penanggulangan masalah sosial yang timbul dalam masyarakat. 


BAB 3. Pembahasan Ilmu Sosial dasar Sebagai MKDU
  1. Ruang Lingkup Pembahasan
Berpangkal pada tujuan diatas maka ada dua masalah yang dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup pembahasan mata kuliah ISD.
  1. Adanya berbagai aspek yang merupakan satu masalah sosial yang dapat ditanggapi dengan pendekatan sendiri/ menurut keahlian yang berbeda-beda, maupun sebagai gabungan pendekatan gabungan antar bidang.
  2. Adanya keragaman golongan dan kesatuan sosial lain dalam masyarakat, yang maisng-masing mempunyai kepentingan kebutuhan serta pola-pola pemikiran dan pola tingkah laku sendiri, tetapi juga amat banyaknya kesamaan kepentingan kebutuhan serta persamaan dalam pola-pola pemikiran da tingkah laku yang menyebabkan pertentangan maupun hubungan setia kawan dan kerjasama dalam masyarakat kita.
Bedasarkan ruang lingkup diatas kiranya masih perlu penjabaran lebih lanjut untuk bisa dioperasionalkan kedalam pokok bahasan dan sub pokok bahasan yaitu:
  1. Mempelajari dan menyadari adanya berbagai masalah kependudukan dan hubungannnya dengan perkembangan masyarakat dan kebudayaan.
  2. Mempelajari dan menyadari adanya masalah-masalah individu, keluarga dan masyarakat.
  3. Mengkaji masalah-masalah kependudukan dan sosialisasi serta menyadari identitasnya sebagai mahasiswa.
  4. Mempelajari hubungan antara warga negara dan negara
  5. Mempelajari hubungan antara pelapisn sosial dan persamaan derajat
  6. Mempelajari masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat perkotaan dan pedesaan.
  7. Mempelajari dan menyadari adanya pertentangan-pertentangan sosial bersamaan dengan adanya integrasi masyarakat
  8. Mempelajari usaha pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh manusia untuk memanfaatkan kemakmuran dan pengurangan kemiskinan.

  • Bahan pelajaran Ilmu Sosial Dasar dapat dibedakan 3 golongan :
1. kenyataan-kenyataan social yang ada dala mmasyarakat, yang secara bersama-sama merupakan masalah social tertentu.konsep-konsep social atau pengertian-pengertian tentang
2. kenyataan-kenyataan social dibatasi pada konsep dasar atau elemnter saja yang sangat diperlukan untuk mempelajari masalah-masalah social yang dibahas dalam Ilmu Pengetahuan Sosial
3. masalah-masalh yang timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan social yang antara yang satu dengan yang lainnya berbeda.
Berdasarkan bahan kajian seperti yang disebut diatas, dapat dijabarkan leih lanjut ke dalam pokok bahasan dan sub pokok bahasan, untuk dapat di operasionalkan.

  1. Masalah- Masalah Sosial dan Ilmu Sosial

a.       Masalah-masalah sosial

Masalah-masalah yang dihadapi masyarakat tidaklah sama, hal ini disebabkan perbedaan tingkat perkembangan kebudayaan masyarakat dan keadaan lingkungan alam dimana masyarakat itu hidup. Masalah-maslah tersebut dapat berupa masalah sosial, moral, politik, ekonomi, agama dll.
Yang membedakan masalah sosial dengan masalah lainnya bahwa masalah sosial selalu ada kaitannya dengan nilai-nilai moral dan pranata-pranata sosial. Pengertian masalah sosial :

  1. Menurut masyarakat, segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umum adalah masalah sosial.
  2. Menurut para ahli, adalah suatu kondisi atau perkembangan dalam masyarakat yang berdasarkan atas studi, mempunyai sifat yang dapat menimbulkan kekacauan terhadap kehidupan masyarakat secara keseluruhan.

Contoh: pedagang kaki lima menurut definisi umum bukanlah masalah sosial karena merupakan upaya mencari nafkah, dan pelayanan warga pada taraf hidup tertentu. Tetapi bagi perencana kota merupakan sumber kekacauan lalu lintas dan peluang kejahatan.

Dengan demikian suatu masalah bisa digolongkan sebagai masalah sosial oleh ahli belum tentu dianggap masalah sosial oleh umum. Sebaliknya ada juga masalah yang dianggap masalah sosial oleh umum tetapi tidak oleh ahli.
    

Batasan mengenai masalah sosial ditegaskan oleh Leslie (1974) yang mendefinisikan bahwa masalah sosial sebagai suatu kondisi yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan sebagian warga masyarakat sebagai sesuatu yang tidak diinginkan atau tidak disukai, dan karenanya dirasakan perlu untuk diatasi atau diperbaiki.


b.      Masalah-masalah sosial dan ahli ilmu sosial   
Masalah-masalah sosial muncul sejak adanya peradaban manusia, karena dianggap sebagai sesuatu yang menganggu kesejahteraan hidup. Hal itu merangsang masyarakat untuk mengidentifikasi, menganalisa, memahami dan memikirkan cara untuk mengatasinya. Sebelum ada ahli-ahli ilmu sosial masyarakat yang peka terhadap masalah sosial adalah ahi filsafat, pemuka agama, ahli politik dan kenegaraan.
Disamping itu berbagai disiplin ilmu tergolong dalam ilmu-ilmu sosial seperti antropologi, sosiologi, politik, psikologi sosial, komunikasi menjadiakan masalah sosial sebagai ruang lingkup studi tetapi pusat studinya bukanlah pada masalah sosial, namun pada usaha memahami hakikat manusia menurut perspektif masing-masing. Sedangkan masalah sosial dipandang sebagai akibat dari proses perubahan sosial dan kebudayaan.
Sejumlah ahli ilmu sosial seperti Merton dan Nizbet (1961) Denzin (1973), Gerson (1969) dan Brodly (1976) merasakan bahwa dengan menggunakan pendekatan masalah-masalah sosial sebagai kerangkanya maka hakikat masyarakat dan kebudayaan manusia akan lebih dapat dipahami. Begitu juga berbagai pemikiran yang secara masuk akal dapat dipertanggung jawabkan yang berkenaan dengan usaha-usaha untuk memperbaiki masalah-masalah sosial tersebut akan lebih dapat dikembangkan.
 c.       Masalah-masalah sosial dan Ilmu Sosial Dasar  
ISD sebagai suatu mata kuliah menyajikan pemahaman mengenai hakikat manusia sebagai mahkluk sosial dan masalah-masalahnya dengan menggunakan kerangka pendekatan yang melihat sasaran studinya sebagai suatu masalah obyektif dan subyektif. Dengan menggunakan kacamata obyektif berarti konsep dan teori yang berkenaan dengan hakikat manusia dan masalahnya yang telah dikembangkan dalam ilmu-ilmu sosial akan digunakan.
Sedangkan menurut kacamata subyektif, masalah-masalah yang dibahas tersebut akan dikaji menurut perspektif masyarakat yang bersangkutan dan dibandingkan dengan kacamata pengkaji atau mahasiswa yang mempelajari mata kuliah ISD.
     Dengan penggabungan kacamata subyektif dan obyektif akan mewujudkan adanya kepekaan mengenai masalah-masalah sosial yang disertai dengan rasa tanggung jawab dalam kedudukannya sebagai masyarakat ilmiah dan warga negara Indonesia.


Bab 4. Penutup
  1. Kesimpulan
Ilmu sosial dasar adalah pengetahuan yang menelaah masalah-masalah sosial, khususnya yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia dengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu social. Ilmu sosial dasar sebagai bagian dari mata kuliah dasar umum mempunyai tema pokok perkuliahan yaitu hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungannya. Ilmu sosial dasar sebagai bagian dari mata kuliah dasar umum mempunyai tema pokok perkuliahan yaitu hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungannya
  1. Saran
Untuk semua mahasiswa agar membaca, mengerti dan mengaplikasikan Ilmu Sosial dasar ini agar interaksi dengan sesame manusia menjadi lebih akrab dan nyaman.

  1. Daftar Pustaka
http://pengertianisd.blogspot.com/